Guilford merupakan salah seorang ahli yang
berusaha mengembangkan instrumen yang diperlukan untuk mengukur kreativitas
berpikir. Temuan baru Guilford merupakan kemajuan penting dalam psikologi dan
pendidikan di mana kreativitas berpikir dapat diukur dan memungkinkan
dihubungkan dengan gejala-gejala kejiwaan lainnya. Terdapat dua hal yang dapat
disimpulkan dari instumen kreativitas berpikir yang dikembangkan oleh
Guilford.
- Peserta didorong untuk memberikan penampilan maksimum dalam menjawab butir-butir instrumen. Oleh karenanya, instrumen yang dipakai untuk mengukur kreativitas berpikir merupakan instrumen jenis tes yang dikenal dengan tes kreativitas berpikir.
- Peserta tes tidak memberikan respons atas alternatif yang sudah disediakan, tapi harus memproduksi sendiri jawaban atas persoalan yang diajukan. Oleh karenanya, Guilford menyebut kreativitas berpikir dengan kemampuan memproduksi secara divergen (divergent production abilities).
Tes
kreativitas berpikir mengacu kepada model struktur intelektual Guilford. Dari
segi operasi, tes kreativitas berpikir mengukur kemampuan berpikir divergen.
Dari segi konten, proses berpikir divergen mengolah bahan berupa figural dan
simbol. Sedang dari segi produk, proses berpikir divergen yang mengolah bahan
berupa figural dan simbol akan menghasilkan produk berupa unit, kelas,
hubungan, sistem, transformasi dan implikasi. Adapun butir-butir tes kreativitas berpikir itu adalah sebagai
berikut :
- Dari bangun berikut buatlah sebanyak mungkin gambar nyata ! (waktu Anda 1 menit).
- Buatlah sebanyak mungkin kata dengan huruf awal L dan huruf akhir N! (waktu Anda 1 menit).
- Buatlah sebanyak mungkin gambar dengan mengkombinasikan bangun berikut! (waktu Anda 1 menit)
- Terdapat beberapa benda sebagai berikut :
a. Anak panah
b. Lebah
c. Buaya
d. Ikan
e. Layang-layang
f. Perahu
Dengan menuliskan huruf depannya saja, tentukan :
a. Yang dijumpai di udara
b. Yang dijumpai di air
c. Binatang
d. Punya ekor
(waktu Anda 1 menit)
(waktu Anda 1 menit)
·
Terdapat lima
angka yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Kombinasikan beberapa angka yang kalau
dijumlahkan hasilnya 7 sebanyak mungkin (waktu Anda 1 menit).
·
Terdapat
empat bangun sebagai berikut : Kombinasikan dengan
berbagai cara untuk membentuk objek sebanyak mungkin dan namailah objek itu
(waktu Anda 1 menit). Misalnya: Wajah
·
Buatlah kalimat dengan petunjuk huruf berikut sebanyak mungkin (waktu Anda 1
menit). M ------ E ------ P Misalnya : Mengapa engkau pergi. Dari
gambar berikut, buanglah tiga garis sehingga membuang dua kotak.
Misalnya:
Misalnya:
- Buatlah sebuah kotak dan hiasilah sehingga menjadi lebih bagus.
- Ada dua persamaan : B – C = D dan Z = A + D. Kembangkan sebanyak mungkin persamaan baru berdasarkan kedua persamaan tersebut! Misalnya : B – C = Z - A
Perhitungan
skor kreativitas berpikir
Dalam perhitungan skor, jawaban peserta tes atas
butir-butir pertanyaan kreativitas berpikir diubah ke dalam skor kreativitas
berpikir dengan cara tertentu. Pengukuran kreativitas berpikir dilakukan dengan
meminta peserta tes membuat jawaban sebanyak mungkin atas butir-butir tugas
dalam waktu yang ditentukan. Untuk dapat diubah menjadi skor, jawaban
diinterpretasikan dalam kelancaran, keluwesan dan keaslian. Menurut Ellis dan
Hunt (1993 : 280), Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144), Good dan Brophy (1990 :
617), Winkel (1996 : 143) dan Rakhmat (1999 : 75), respons peserta tes akan
diinterpretasikan berdasarkan tingkat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility)
dan keaslian (originality) proses berpikir. Skor kreativitas berpikir
adalah skor gabungan dari ketiga unsur.
Kelancaran menjawab berhubungan dengan kemampuan
menghasilkan banyak gagasan alternatif pemecahan masalah dalam waktu yang
singkat.Unsur ini mengukur kemampuan menguraikan banyak alternatif pemecahan
masalah. Oleh karenanya kemampuan ini berhubungan dengan arus ide. Menurut Good
dan Brophy (1999 : 75), kelancaran adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan
pemecahan masalah dalam waktu singkat. Hal yang sama dinyatakan oleh Rakhmat
(1999 : 75), kelancaran adalah kemampuan menyebutkan sebanyak mungkin.
Kelancaran tidak hanya berhubungan dengan jumlah
jawaban, tapi juga kesesuaian jawaban dengan masalahnya. Tes kreativitas
berpikir mendorong peserta tes menyebutkan sebanyak mungkin jawaban dalam waktu
tertentu dan skor diberikan dengan menghitung jumlah semua respons yang sesuai
dengan masalahnya. Menurut Ellis dan Hunt (1993 : 280), kelancaran adalah
kemampuan menguraikan banyak alternatif pemecahan masalah sesuai dengan
perangkat yang dipersyaratkan. Sedang menurut Munandar (1992 : 49), kelancaran
adalah kemampuan memberikan banyak jawaban. Jawaban yang diberikan hendaknya
disesuaikan dengan masalahnya. Bukan hanya kuantitatas yang diperhatikan, tapi
juga kualitasnya.
Keluwesan adalah kemampuan yang berhubungan dengan
kesiapan mengubah arah atau memodifikasi informasi. Keluwesan berhubungan
dengan kemampuan mengubah dengan mudah pendekatan pemecahan masalah yang
digunakan jika masalah atau kondisi baru membutuhkan pendekatan baru. Menurut
Good dan Brophy (1990 : 617), keluwesan dapat mengubah dengan mudah pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan, jika masalah atau kondisi baru membutuhkan
pendekatan atau perspektif baru. Pendapat sama dikemukakan oleh Ellis dan Hunt
(1993 : 280) yang menyatakan bahwa keluwesan adalah kemampuan mengubah pendekatan
dalam pemecahan masalah. Di samping itu, keluwesan memungkinkan seseorang
melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan. Menurut Munandar (1992 :
49), keluwesan adalah kemampuan melihat masalah dari berbagai sudut tinjauan.
Dalam tes kreativitas berpikir, keluwesan ditandai
oleh jumlah golongan jawaban yang berbeda. Kadar keluwesan diukur dengan
menghitung jumlah kategori respons yang berbeda. Peserta tes diminta memberikan
respons sebanyak mungkin, lalu skor keluwesan diberikan pada jumlah kategori
atau golongan respons. Skor diberikan atas jawaban yang menunjukkan keragaman
atau variasi. Menurut Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144), keluwesan diukur
dengan menghitung jumlah kategori respons yang berbeda.
Keaslian membuat seseorang mampu mengajukan usulan
yang tidak biasa atau unik dan mampu melakukan pemecahan masalah yang baru atau
khusus. Dengan kata lain, keaslian adalah kemampuan untuk menghasilkan jawaban
yang jarang diberikan oleh peserta tes. Jawaban original adalah jawaban yang
jarang diberikan oleh anak-anak lain. Keaslian mengukur kemampuan peserta tes
dalam membuat usulan yang tidak biasa atau unik. Menurut Winkel (1996 : 143),
jawaban mempunyai orisinalitas apabila sangat sedikit orang yang menghasilkan
pikiran seperti itu. Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144) memberikan kriteria
mengenai keaslian. Respons yang orisinal menurutnya diberikan oleh lebih
sedikit dari 5 atau 10 dari 100 peserta pengambil tes. Ada pendapat yang
memberikan kriteria lebih spesifik. Menurutnya, respons yang diberikan oleh 5 %
dari kelompok bersifat tidak biasa, dan respons yang hanya diberikan oleh 1 %
dari kelompok bersifat unik