Upaya
meningkatkan kreativitas siswa berarti adanya usaha guru dalam menumbuhkembangkan kemampuan daya pikir dan imajinasi siswa
dalam hal membuat sesuatu yang baru sebagai pengembangan sesuau yang telah ada.
Siswa yang kreatif tidak akan puas dengan hasil yang diperolehnya, akan tetapi
ia akan terus mencoba menemukan hal-hal untuk kepuasan dirinya.
Kreativitas
dapat muncul dalam semua bidang kegiatan kemanusiaan, tidak terbatas pula pada
tingkat usia, jenis kelamin, suku bangsa ataupun kebudayaan tertentu. Untuk mengartikan
kreativitas, kita dapat membedakannya kreativitas sebagai produk dan
kreativitas sebagai proses. Kreativitas sebagai produk adalah dari hasil
pemikiran atau perilaku manusia. Menurut istilah Supriyadi (1994: 8),
“Kreativitas ini disebut kreativitas konseptual, yang menekankan pada segi
produk kreatif yang nilai derajat oleh pengamat yang ahli.” Sedangkan
kreativitas sebagai proses adalah sebagai proses pemikiran berbagai gagasan
dalam menghadapi suatu persolaan atau masalah yang dialami siswa yang merupakan
suatu kesenangan dan penuh tantangan. Meskipun tetap menekankan pada segi
produk, kreativitas konseptual didasari oleh kriteria tertentu. Amabile dalam
supriyadi (1994: 9) melukiskan bahwa :
“suatu
produk dinilai mkreatif apabila (a) produk tersebut bersifat baru, unik,
berguna, benar atau bernilai jika dilihat dari segi kebutuhan; (b) lebih
bersifat heuristic, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau
jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya.”
Supriyadi,
(1994: 7) menjelaskan bahwa “kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.” Bagaimana keativitas
didefinisikan bergantung kepada bagaimana kreativitas diteorikan. Karena ada
usaha untuk mengelompokkan teori-teori kreativitas. Gowan dalam Supriyadi
(1994: 8) mengelompokkan teori-teori kreativitas ke dalam tiga kategori yaitu :
“(1)
Kognitif rasional dan sistematik(2) fakotr-faktor kepribadian dan lingkungan;
(3) kesehatan mental dan penyesuaian diri; (4) psikonalitik danneo-psikonalitik; dan (5) psikodelik yang menekankan aspek eksistensial dan
non- rasioanal manusia.”
Dalam
kegiatan belajar mengajar kedudukan kreativitas sangat penting seperti yang
dijelaskan oleh Slameto, (1995: 138) bahwa “kaitannya dengan proses
pembelajaran kreativitas berarti hasil belajar dalam kecakapan kognitif,
sehingga untuk menjadikan kreatif dapat dipalajari melalui proses belajar
mengajar.” Untuk mencapai hasil belajar siswa perlu mengembangkan
kreativitasnya, tetapi untuk mendapatkan hasil belajar dengan proses
pengemabangan kreativitas siswa harus berusaha dengan jalan kegiatan belajar.
Meskipun
berlainan rumusnya, semua pendapat di atas mengetengahkan tiga unsur yang
penting yaitu :
1.
Kreativitas merupakan suatu proses
perubahan;
2.
Perubahan terjadi terutama pada
perorangan dari sebuah kelompok;
3.
Perubahan menyangkut suatu segi yang
sama sekali baru bagi yang bersangkutan.
Kreativitas
harus mengubah konsep lama bahwa pendidikan adalah suatu sistem, dimana
faktor-faktor yang terdahulu dikumpulkan dan disistematisasikan. Kreativitas
juga harus dapat mengembangkan pendidikan ke arah yang dinamis yang mampu
mengukuhkan kreativitas sebagai tujuan akhir. Disisi lain Sutadipura (1985:
103) menjelaskan bahwa:
“Kreativitas
yang bagaimana yang harus dikembangkan, tidak lebih dari pengembangan daya yang
mula-mula timbul merangsang anak kearah penyajian kembali, re- thinking dan re-discovery, yang lambat laun menjurus ke
arah penemuan yang baru dan manimbulkan problem baru.”
Conny
Semiawan (1984: 9) mengemukakan bahwa “kreativitas merupakan proses berpikir
dimana siswa berusaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan
jawaban, metode atau cara baru dalam memecahkan masalah.”
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem, dimana
setiap komponen pembelajaran saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen itu berupa tujuan,
mata pelajaran, siswa, guru, metode, dan teknik mengajar media atau alat peraga
dan unsur penunjang lainnya. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, sangat dituntut upaya dari guru sebagai
pelaksana pendidikan di sekolah. Jika guru tidak berusaha dengan baik, maka apa
yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai.
Siswa
merupakan individu yang mempunyai sikap dan tingkah laku serta daya pikir yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk itu berbagai upaya harus
dilakukan oleh guru sebagai mediator dan
juga sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa agar lebih kreatif
dalam belajar
Guru
sangat berperan dalam mengembangkan kreativitas siswa, dimana siswa diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat menggali pemikiran dan menemukan
sesuatu yang lebih dari apa yang disampaikan oleh guru. Motivasi positif yang dapat mnegarahkan siswa dalam
pengembangan pemikiran ke arah yang lebih maju sangat diharapkan yang pada
akhirnya akan terlihat kreativitas siswa yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar