TERMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KEBLOG SAYA TOLONG SARANYA ATAS BOLG INI

Rabu, 25 Juli 2012

PENGETIAN KONSEP KREATIVITAS


Upaya meningkatkan kreativitas siswa berarti adanya usaha guru dalam menumbuhkembangkan  kemampuan daya pikir dan imajinasi siswa dalam hal membuat sesuatu yang baru sebagai pengembangan sesuau yang telah ada. Siswa yang kreatif tidak akan puas dengan hasil yang diperolehnya, akan tetapi ia akan terus mencoba menemukan hal-hal untuk kepuasan dirinya.
Kreativitas dapat muncul dalam semua bidang kegiatan kemanusiaan, tidak terbatas pula pada tingkat usia, jenis kelamin, suku bangsa ataupun kebudayaan tertentu. Untuk mengartikan kreativitas, kita dapat membedakannya kreativitas sebagai produk dan kreativitas sebagai proses. Kreativitas sebagai produk adalah dari hasil pemikiran atau perilaku manusia. Menurut istilah Supriyadi (1994: 8), “Kreativitas ini disebut kreativitas konseptual, yang menekankan pada segi produk kreatif yang nilai derajat oleh pengamat yang ahli.” Sedangkan kreativitas sebagai proses adalah sebagai proses pemikiran berbagai gagasan dalam menghadapi suatu persolaan atau masalah yang dialami siswa yang merupakan suatu kesenangan dan penuh tantangan. Meskipun tetap menekankan pada segi produk, kreativitas konseptual didasari oleh kriteria tertentu. Amabile dalam supriyadi (1994: 9) melukiskan bahwa :
“suatu produk dinilai mkreatif apabila (a) produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar atau bernilai jika dilihat dari segi kebutuhan; (b) lebih bersifat heuristic, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya.”
Supriyadi, (1994: 7) menjelaskan bahwa “kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.” Bagaimana keativitas didefinisikan bergantung kepada bagaimana kreativitas diteorikan. Karena ada usaha untuk mengelompokkan teori-teori kreativitas. Gowan dalam Supriyadi (1994: 8) mengelompokkan teori-teori kreativitas ke dalam tiga kategori yaitu :
“(1) Kognitif rasional dan sistematik(2) fakotr-faktor kepribadian dan lingkungan; (3) kesehatan mental dan penyesuaian diri; (4) psikonalitik danneo-psikonalitik; dan (5) psikodelik yang menekankan aspek eksistensial dan non- rasioanal manusia.”
Dalam kegiatan belajar mengajar kedudukan kreativitas sangat penting seperti yang dijelaskan oleh Slameto, (1995: 138) bahwa “kaitannya dengan proses pembelajaran kreativitas berarti hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadikan kreatif dapat dipalajari melalui proses belajar mengajar.” Untuk mencapai hasil belajar siswa perlu mengembangkan kreativitasnya, tetapi untuk mendapatkan hasil belajar dengan proses pengemabangan kreativitas siswa harus berusaha dengan jalan kegiatan belajar.
Meskipun berlainan rumusnya, semua pendapat di atas mengetengahkan tiga unsur yang penting yaitu :
1.         Kreativitas merupakan suatu proses perubahan;
2.         Perubahan terjadi terutama pada perorangan dari sebuah kelompok;
       3.        Perubahan menyangkut suatu segi yang sama sekali baru bagi yang bersangkutan.
Kreativitas harus mengubah konsep lama bahwa pendidikan adalah suatu sistem, dimana faktor-faktor yang terdahulu dikumpulkan dan disistematisasikan. Kreativitas juga harus dapat mengembangkan pendidikan ke arah yang dinamis yang mampu mengukuhkan kreativitas sebagai tujuan akhir. Disisi lain Sutadipura (1985: 103) menjelaskan bahwa:
“Kreativitas yang bagaimana yang harus dikembangkan, tidak lebih dari pengembangan daya yang mula-mula timbul merangsang anak kearah penyajian kembali, re- thinking dan  re-discovery, yang lambat laun menjurus ke arah penemuan yang baru dan manimbulkan problem baru.”
Conny Semiawan (1984: 9) mengemukakan bahwa “kreativitas merupakan proses berpikir dimana siswa berusaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara baru dalam memecahkan masalah.”
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem, dimana setiap komponen pembelajaran saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen itu berupa tujuan, mata pelajaran, siswa, guru, metode, dan teknik mengajar media atau alat peraga dan unsur penunjang lainnya. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sangat dituntut upaya dari guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Jika guru tidak berusaha dengan baik, maka apa yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai.
Siswa merupakan individu yang mempunyai sikap dan tingkah laku serta daya pikir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk itu berbagai upaya harus dilakukan oleh guru sebagai mediator dan juga sebagai fasilitator  untuk memotivasi siswa agar lebih kreatif dalam belajar
Guru sangat berperan dalam mengembangkan kreativitas siswa, dimana siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat menggali pemikiran dan menemukan sesuatu yang lebih dari apa yang disampaikan oleh guru. Motivasi positif  yang dapat mnegarahkan siswa dalam pengembangan pemikiran ke arah yang lebih maju sangat diharapkan yang pada akhirnya akan terlihat kreativitas siswa yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar