TERMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KEBLOG SAYA TOLONG SARANYA ATAS BOLG INI

Kamis, 12 Juli 2012

PENGERTIAN KALIMAT


Kalimat dapat dimaknai sebagai rangkaian kata-kata yang membentuk satu kesatuan makna atau gagasan yang disampaikan. Sesuai dengan fungsinya sebagai sarana komunikasi ada pendapat yang mengatakan bahwa kalimat adalah susunan yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Semua bahasa mempunyai batasan tentang kalimat. Dalam bahasa Arab “Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata atau lebih yang mengandung arti”. (Abdul Chaer, 2007: 240). Kalimat merupakan sekelompok kata yang merupakan suatu kesatuan yang mengutarakan pikiran atau perasaan.
Menurut Keraf (1980: 34) “Kalimat merupakan bentuk bahasa yang menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain”. Jadi yang dinamakan kalimat haruslah tersusun dan di dalamnya terdapat gagasan yang ingin disampaikan.
Pendapat lain mengemukakan berkenaan dengan kalimat yakni suatu bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook, 1971: 39 – 40; Elson dan Picket, 1969: 82, dalam Tarigan 2009: 6). Pendapat ini menunjukkan bahwa kalimat merupakan rangkaian struktur yang dapat berdiri sendiri. Artinya bahwa susunan itu mempunyai makna sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Selain itu, ciri sebuah kalimat di dalamnya terdapat intonasi akhir yang menyatakan bahwa informasi yang disampaikan sudah lengkap. Kesemuanya itu merupakan  rangkaian kata-kata yang membentuk klausa.
5. Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jumlah dan Jenis Klausa
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa. Kalimat tunggal biasanya salah satu polanya tidak diperluas dengan tambahan apa pun. Contoh kalimat tunggal:
Saya tidur.
Dia makan.
Ibu memasak.
Ayah merokok.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat tunggal yang dapat ditambahkan objek, pelengkap atau keterangan. Semua tambahan tersebut sebatas tidak membentuk klausa.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berbeda dengan kalimat tunggal. Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat majemuk terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.
Kalimat majemuk setara dapat berupa setara menggabungkan, memilih, dan mempertentangkan. Kalimat-kalimat tersebut ditandai dengan penggunaan konjungsi yang menyatakan penggabungan, pemilihan, dan pertentangan.
Contoh kalimat:
Menggabungkan         : Ayah menulis Surat dan Ibu menyapu halaman.
Memilih                       : Kamu akan ikut kami atau menunggu kami sampai
datang.
Mempertentangkan     : Joko ingin bermain, tetapi ayah melarangnya.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya mempunyai kesetaraan. Kalimat ini tidak dibentuk dengan klausa utama dan klausa tambahan.
Kalimat majemuk bertingkat dibangun atas klausa inti dan klausa bukan inti. Klausa inti disebut pula induk kalimat dan klausa bukan inti merupakan anak kalimat. Klausa inti atau induk kalimat merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipahami karena informasi yang disampaikan lengkap. Sedangkan klausa bukan inti atau anak kalimat merupakan perluasan dari salah satu fungsi kalimat utama tersebut sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Sebagai contoh, Semua siswa belajar dengan rajin karena ingin lulus ujian. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban yang ditandai dengan penggunaan konjungsi karena.
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan beberapa klausa yang digabungkan dengan menggunakan konjungsi.  Setidaknya pada kalimat majemuk campuran terdiri dari tiga klausa. Contoh  Ketika Nenek menasihati adik, kakak datang dan ikut mendengarkan nasihat nenek. Kalimat tersebut berasal dari tiga kalimat tunggal. Yakni  (1) Nenek menasihati adik (2) Kakak datang (3) Kakak ikut mendengarkan nasihat nenek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar