Kalimat dapat dimaknai sebagai rangkaian kata-kata yang membentuk
satu kesatuan makna atau gagasan yang disampaikan. Sesuai dengan fungsinya
sebagai sarana komunikasi ada pendapat yang mengatakan bahwa kalimat adalah
susunan yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Semua bahasa mempunyai
batasan tentang kalimat. Dalam bahasa Arab “Kalimat adalah lafal yang tersusun
dari dua buah kata atau lebih yang mengandung arti”. (Abdul Chaer, 2007: 240).
Kalimat merupakan sekelompok kata yang merupakan suatu kesatuan yang
mengutarakan pikiran atau perasaan.
Menurut Keraf (1980: 34) “Kalimat merupakan bentuk bahasa yang
menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan
kepada orang lain”. Jadi yang dinamakan kalimat haruslah tersusun dan di
dalamnya terdapat gagasan yang ingin disampaikan.
Pendapat lain mengemukakan berkenaan dengan kalimat yakni suatu
bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola intonasi
akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook, 1971: 39 – 40; Elson dan Picket,
1969: 82, dalam Tarigan 2009: 6). Pendapat ini menunjukkan bahwa kalimat
merupakan rangkaian struktur yang dapat berdiri sendiri. Artinya bahwa susunan
itu mempunyai makna sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Selain itu, ciri
sebuah kalimat di dalamnya terdapat intonasi akhir yang menyatakan bahwa
informasi yang disampaikan sudah lengkap. Kesemuanya itu merupakan rangkaian kata-kata yang membentuk klausa.
5. Klasifikasi
Kalimat Berdasarkan Jumlah dan Jenis Klausa
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa.
Kalimat tunggal biasanya salah satu polanya tidak diperluas dengan tambahan apa
pun. Contoh kalimat tunggal:
Saya tidur.
Dia makan.
Ibu memasak.
Ayah merokok.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat tunggal yang dapat ditambahkan
objek, pelengkap atau keterangan. Semua tambahan tersebut sebatas tidak
membentuk klausa.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berbeda dengan kalimat tunggal. Kalimat tunggal
hanya terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat majemuk terdiri dari dua
klausa atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari kalimat majemuk setara,
bertingkat, dan campuran.
Kalimat majemuk setara dapat berupa setara menggabungkan, memilih,
dan mempertentangkan. Kalimat-kalimat tersebut ditandai dengan penggunaan
konjungsi yang menyatakan penggabungan, pemilihan, dan pertentangan.
Contoh kalimat:
Menggabungkan : Ayah menulis Surat dan Ibu menyapu halaman.
Memilih :
Kamu akan ikut kami atau menunggu kami sampai
datang.
Mempertentangkan :
Joko ingin bermain, tetapi ayah melarangnya.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara yang
klausa-klausanya mempunyai kesetaraan. Kalimat ini tidak dibentuk dengan klausa
utama dan klausa tambahan.
Kalimat majemuk bertingkat dibangun atas klausa inti dan klausa
bukan inti. Klausa inti disebut pula induk kalimat dan klausa bukan inti
merupakan anak kalimat. Klausa inti atau induk kalimat merupakan klausa yang
dapat berdiri sendiri dan dapat dipahami karena informasi yang disampaikan
lengkap. Sedangkan klausa bukan inti atau anak kalimat merupakan perluasan dari
salah satu fungsi kalimat utama tersebut sehingga tidak dapat berdiri sendiri.
Sebagai contoh, Semua siswa belajar
dengan rajin karena ingin lulus ujian. Kalimat tersebut merupakan
kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban yang ditandai dengan penggunaan
konjungsi karena.
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan beberapa klausa yang
digabungkan dengan menggunakan konjungsi.
Setidaknya pada kalimat majemuk campuran terdiri dari tiga klausa.
Contoh Ketika Nenek menasihati adik, kakak datang dan ikut mendengarkan
nasihat nenek. Kalimat tersebut berasal dari tiga kalimat
tunggal. Yakni (1) Nenek menasihati
adik (2) Kakak datang (3) Kakak ikut mendengarkan nasihat nenek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar