Penilaian
unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa seperti: presentasi,
diskusi, bermain peran, berpidato, dan membaca puisi. Cara penilaian ini
dianggap lebih autentik daripada tes tertulis karena yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Penilaian
unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut; (1) Langkah-langkah kinerja
yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
(2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai, (3) Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (4) Kemampuan yang akan
dinilai tidak terlalu banyak, sehingga mudah diamati, (5) Kemampuan yang akan
dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Pengamatan
unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara,
misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam,
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, bermain peran dan
melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh.
Untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat menggunakan alat atau instrumen
berikut:
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian
unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik).
Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati,
siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai
dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati,
baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Contoh daftar cek
(check list) pada penilaian berbicara tampak pada rubrik di bawah ini:
Rubrik
Penilaian Berbicara
No
|
Unsur
yang dinilai
|
SKOR
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Ekspresi Fisik
a)
Berdiri tegak melihat khalayak
b)
Mengubah ekspresi wajah sesuai perubahan pernyataan yang disampaikan
c)
Gerak tubuh dan gerak tangan (unsur kinestik) membantu memberikan penegasan
|
||||||
2.
|
Ekspresi Suara
a)
Berbicara dengan kata-kata yang jelas
b)
Nada dan suara berubah-ubah sesuai pernyataan
c)
Berbicara cukup keras untuk didengar khalayak
|
||||||
3
|
Ekspresi Verbal
a) Memilih kata-kata yang tepat
untuk menegaskan arti
b) Tidak
mengulang-ulang pernyataan
c) Menggunakan kalimat
yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
d) Menyimpulkan
pokok-pokok pikiran yang penting
|
||||||
Jumlah Skor
|
Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50
Skor Perolehan
Nilai = ————————— x 100
Skor Maksimal
Kriteria penilaian dapat dilakukan
sebagai berikut :
1). Jika seorang siswa
memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa
memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa
memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa
memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.
b)
Penilaian Sikap
Sikap
bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari
nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap
terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai
objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai
berikut.
- Sikap terhadap materi pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
- Sikap terhadap guru/pengajar. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
- Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar