TERMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KEBLOG SAYA TOLONG SARANYA ATAS BOLG INI

Senin, 09 April 2012

CARA PENILAIAN UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


Penilaian unjuk kerja  merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati  kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa  seperti: presentasi, diskusi, bermain peran, berpidato, dan membaca puisi. Cara penilaian ini dianggap  lebih autentik daripada tes tertulis karena yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Penilaian  unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut; (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi (2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai, (3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga mudah diamati, (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk  menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara, misalnya  dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, bermain peran dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a.  Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh guru.  Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Contoh daftar cek (check list) pada penilaian berbicara tampak pada rubrik di bawah ini:
Rubrik Penilaian Berbicara
No
Unsur yang dinilai
SKOR

1
2
3
4
5
1
Ekspresi Fisik
a)        Berdiri tegak melihat khalayak
b)       Mengubah ekspresi wajah sesuai perubahan pernyataan yang disampaikan
c)        Gerak tubuh dan gerak tangan (unsur kinestik) membantu memberikan penegasan





2.
Ekspresi Suara
a)      Berbicara dengan kata-kata yang jelas
b)      Nada dan suara berubah-ubah sesuai pernyataan
c)       Berbicara cukup keras untuk didengar khalayak





3
Ekspresi Verbal
a) Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
b)   Tidak mengulang-ulang pernyataan
c)   Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
d)   Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting






Jumlah Skor





Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50
Skor Perolehan
Nilai =  —————————  x  100
Skor Maksimal
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
1).  Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten
2).  Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten
3).  Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten
4).  Jika seorang siswa memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.
b)   Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga  sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
  • Sikap terhadap materi pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
  • Sikap terhadap guru/pengajar. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
  • Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.  Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah  rendahnya minat baca, berkaitan dengan materi kebahasaan. Siswa juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif agar mempunyai kegemaran membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar