OLEH. ROFEI
Para
pakar hingga saat ini masih memberikan batasan yang berbeda tentang hakikat
membaca. Anderson dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu
proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and deconding
process). Bagi Dika yang masih duduk di kelas 1 SD pengertian membaca seperti
itu tepat sebab ketika dia membaca hanya terbatas mengemukakan atau membunyikan
rangkaian lambang-lambang bahasa tulis yang dilihatnya, dari huruf menjadi kata
kemudian menjadi frasa kalimat, dan seterusnya. Mengerti atau tidak mengerti
makna dari seluruh rangkaian lambang-lambang bahasa tulis tidak menjadi
persoalan. Pengertian tersebut menyatakan seakan-seakan membaca suatu hal yang
pasif.
Pengertian
Anderson bagi anak-anak SD kelas 2 ke atas tidak dapat dipertahankan lagi,sebab
pada level ini mereka dituntut untuk memahami maksud atau arti dari lambang
yang dibacanya. Oleh karena itu, Finnichiaro dan Bonomo dalam Tarigan (1985 :8)
mencoba mendefinisikan membaca adalah suatu proses memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis (bringing meaning to and getting
meaning from printed or written material). Kegiatan membaca pada anak-anak
kelas 4 SD ke atas bukanlah kegiatan membaca yang dikatakan oleh Finnochiaro
dan Bonomo,karena membaca bukan hanya memahami yang tersurat saja tetapi juga
yang tersirat, sebagaimana yang dikatakan oleh Goodman dalam Harras dan
Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar
menuntut kemampuan mengambil dam memetik makna dari materi yang tercetak
melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk
makna.
Dengan
demikian membaca bukan hanya sekedar memahami lambang-lambang bahasa tulis
saja, melainkan berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan
meyakini pendapat pengarang
Tambubulon
(1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental
untuk menemukan makna dari tulisan walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses
pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik karena bagian – bagian tubuh
khususnya mata yang melakukan, dikatakan kegiatan mental karena bagian – bagian
pikiran khususnya presepsi dan ingatan terlibat di dalamnya, dari definisi ini
kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan
utama membaca dan bukan mengenai huruf-huruf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar