1. Hakikat Berbicara
Berbicara dapat diartikan sebagai
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, untuk mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule,
1983).
Berbicara sering dianggap sebagai
alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial, karena berbicara
merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologist dan linguistik secara luas. Banyaknya faktor yang
terlihat di dalamnya, menyebabkan orang beranggapan, bahwa bicara merupakan
kegiatan yang kompleks.
Seseorang dapat membaca atau menulis
secara mandiri, tetapi sangatlah jarang orang melakukan kegiatan berbicara
tanpa hadirnya orang kedua sebagai pemerhati atau penyamak. Oleh sebab itu,
Valette (1977) berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang
bersifat sosial.
2. Jenis-jenis Berbicara
a. Berbicara berdasarkan tujuan.
1. Berbicara memberitahukan, melaporkan dan
menginformasikan. Hal ini dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan
suatu proses, menguraikan,nafsirkan sesuatu, memberikan, menyebarkan atau
menanamkan pengetahuan, dan menjelaskan kaitan, hubungan atau relasi
antar benda, hal atau peristiwa.
2. Berbicara menghibur. Berbicara untuk menghibur memerlukan
kemam- puan menarik perhatian pendengar. Suasananya bersifat santai dan penuh
canda.
Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan.
Dalam kegiatan berbicara ini, pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau
meyakinkan pendengarnya.
b. Berbicara berdasarkan situasi.
- Berbicara formal
Misalnya, ceramah dan wawancara.
- Berbicara informal.
Misalnya, ber telepon.
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaian.
- Berbicara mendadak.
- Berbicara berdasarkan catatan.
- Berbicara berdasarkan hafalan
- Berbicara berdasarkan
naskah.
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar.
- Berbicara antar pribadi.
Terjadi jika dua orang membicarakan sesuatu.
- Berbicara dalam kelompok kecil.
Terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil
pendengar (3 – 5 orang).
- Berbicara dalam kelompok besar.
Terjadi jika pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah
banyak.
3. Bahan dan Strategi Pembelajaran
Berbicara
Tujuan utama pembelajaran berbicara
di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan
bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata dan sastra sebagai bahan
pembelajaran berbicara. Misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan,
menceritakan kembali cerita yang pernah didengar ataupun menyampaikan tanggapan
terhadap persoalan faktual yang dilihat, didengar dan dibacanya.
Banyak cara untuk melaksanakan
pembelajaran berbicara di SD. Salah satunya adalah mencari berita aktual yang
ada di koran/majalah, kemudian menempelkan pada sehelai kertas, sehingga
menjadi sebuah kliping dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap
berita faktual tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar