TERMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KEBLOG SAYA TOLONG SARANYA ATAS BOLG INI

Sabtu, 07 April 2012

PENGERTIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA DISEKOLAH DASAR



Dalam pembelajaran matematika diperlukan sebuah strategi yang tepat dalam menyampaikan materi/pokok bahasan yang diajarkan. Hal ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar matematika. Dengan demikian sebelum membahas strategi pembelajaran berikut kita uraikan definisi belajar dan mengajar matematika.
a.Belajar Matematika
Definisi belajar sebenarnya sangat banyak, sebanyak orang yang mendefinisikannya karena masing-masing orang memaknai belajar dari perspektif yang berbeda. Sehingga dalam hal ini beberapa tokoh berpendapat bahwa pengertian belajar adalah :
a.  Dr. Oemar Hamalik berpendapat bahwa Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is difined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).[1]
b. Prof. Herman Hudoyo mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang berlaku dalam waktu relatif lama dan itu di sertai usaha orang tersebut[2].
Dari beberapa gambaran definisi di atas penulis memahami bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian belajar diatas, maka pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku  subyek dalam situasi tertentu berkat pengalammanya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelasakan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer (Hilgard dan Gordon, 1975).[3]
Selain itu ada beberapa hal unsur-unsur dinamis dalam belajar diantaranya yaitu dinamika siswa dalam belajar. Dalam siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan  kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa yang mempelajari ranah-ranah kejiwaan tersebut, diantaranya yaitu :
1.      Ranah Kognitif (Bloom, 1956) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut [4]:
a.       Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajarai dan tersimpan dalam ingatan.
b.      Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
c.       Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d.      Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami.
e.       Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f.        Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

2.      Ranah Afektif (Karthwohl, 1964) terdiri dari lima jenis perilaku sebagai berikut [5]:
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b.Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap.
d.Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3.      Ranah Psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku sebagai berikut [6]:
a.       Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah–milahkan (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut.
b.      Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keaadan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c.       Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
d.      Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
e.       Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan efisien.
f.        Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g.       Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Jadi yang dimaksud dengan belajar matematika adalah belajar untuk memahami dan memecahkan masalah yang berkaitan konsep, prinsip, dan fakta matematika dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Mengajar Matematika
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar Adapun pengertian mengajar juga banyak ahli yang memberi pemaknaan berbeda namun pada hakekatnya sama.
Dr. Moh Uzer Usman berpendapat bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. [7]
Sementara itu menurut Herman Hudoyo, mengajar adalah proses interaksi antara guru dan siswa di mana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru.[8]
Dari pengertian diatas mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator dalam kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya guru mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada diluar kelas, dan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Jadi Mengajar matematika diartikan sebagai upaya memberikan rangsangan bimbingan, pengarahan tentang pelajaran matematika  kepada siswa agar terjadi proses belajar yang baik. Sehingga dalam mengajar matematika dapat berjalan dengan lancar, seorang guru diharapkan dapat memahami tentang makna mengajar tersebut, karena mengajar matematika tidak hanya menyampaikan pelajaran matematika melainkan mengandung makna yang lebih luas yaitu terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspek yang mencakup segala hal dalam pelajaran matematika.
c.       Proses Belajar Mengajar Matematika
Keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar melahirkan konsep baru yakni proses belajar mengajar atau dikenal dengan istilah proses pembelajaran. Menurut Moh. Uzer Usman Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.[9]
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam sutiasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.


[1]   Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hal 36
[2]  Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar Matematika, (Malang: IKIP Malang, 1990) hal.1
[3]  Oemar Hamalik, Kurikulum ……., hal. 48
[4] Dimjati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002) hal 26
[5] Ibid, hal. 27
[6] Ibid, hal. 27
[7] Moh, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004) hal.6
[8] Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum ....... hal.107
[9]Moh. Uzer Usman,Menjadi Guru .......hal. 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar